Rabu, 30 April 2014

DIA


Dia ....
Ku ingin setiap hal yang ku pandangi adalah ‘dia’
Ku ingin nama yang ku dengar hanyalah ‘dia’
Dan ku hanya ingin mendengar ‘dia’ memangil namamu ku .
Iya ,hanya  namaku ....
Karena aku akan sangat cemburu , bilah mendengar suaranya memanggil
Nama yang lain .
Dia ...
Dia menjadi alaan saat aku menengok kebelakang
Menjadi alasan  disaat aku tersenyum diam-diam sambil memandangnginya dari sudut mata ini
Dan cuman aku yang menikmati pemandangan itu .
Yang lain hanya memandangnya dengan lalu ...
Tetapi aku tidak ... Aku akan memandangnya dengan penuh cinta dan selalu begitu
Dia bagaikan lagu yang ingin aku dengar
Tempat yang ingin aku tuju
Film yang ingin ku tonton
Sepatu yang ingin aku pakai
Dan buku yang ingin aku baca
Karena jika bagai dunia kamu bukanlah segalanya ...
Tapi percayalah , bagi ‘aku’ kamu adalah duniaku (segalanya)



Teruntuk ‘DIA” 

KISAH TIGA SAUDARA


            Pada zaman dahulu ada tiga saudara , kakak-beradik laki-laki , yang berkelana melewati jalan panjang berliku-berliku di senja hari .
            Pada waktunya , ketiga saudara ini tiba di sungai yang terlalu dalam untuk disebrangi dengan berenang . Meskipun demikian , ketiga saudara ini mneguasai ilmu sihir , maka mereka tinggal melembaikan tongkat sihir mereka dan sebuah jembatan muncul di atas air yang berbahaya itu . Mereka sudah tiba di tengah jembatan ketika ternayata jalan mereka dihalangi oleh sosok berkerudung .
            “Dan kematian berbicara kepada mereka “
Dia marah telah kehilangan tiga korban baru , karena para pengelana biasanya tenggelam di sungai . Tetapi kematian licik . Dia berpura-pura memberi selamat kepada ketiga saudara ini atas sihir mereka , dan berkata masing-masing berhak mendapatkan hadiah karena telah cukup pintar untuk menghindarinya .
            “Maka , si Sulung , yang suka bertempur , meminta tongkat sihir yang lebih hebat daripada semua tongkat sihir yang ada : tongkat sihir yang harus selalu memengangkan duel bagi pemiliknya , tongkat sihir yang layak diterima penyihir yang telah mengalahkan kematian ! Maka kematian menyeberang ke sebatang dahan pohon Elder di tepi sungai , membuat tongkat sihir dari dahan yang menggantung di sana , dan memberikannya kepada si sulung .
            “Kemudian si tengah , orang yang sombong , memutuskan dia ingin mempermalukan kematian lebih jauh lagi , dan meminta kekuatan untuk memanggil yang lain dari kematian . Maka kematian memungut sebutir batu dari tepi sungai dan memberikannya kepada si tengah , dan memberitahunya bahwa batu itu akan memiliki kekuatan untuj mengembalikam orang yang sudah mati .
            “Kemudian kematian menanyai si bungsu , apa yang diinginkanya . Si bungsu ini yang paling rendah hati dan juga paling bijaksana di antara ketiga kakak-beradik ini , dan dia tidak mempercayai kematian . Maka dia meminta sesuatu yang bisa membuatnya melanjutkan perjalanan dari tempat itu tanpa diikuti oleh kematian . Dan kematian , dengan amat-sangat enggan , menyerahkan jubah Gaib-nya sendiri kepadanya . “
            “Kemudian kematian  menyisih dan mengizinkan ketiga kakak-beradik itu melanjutkan perjalan mereka , dan merekapun melanjutkan perjalanan yang telah mereka alami , dan mengagumi hadiah dari kematian .
            “ ‘ Pada saatnya ketiga-beradik ini berpisah , masing-masing menuju tujuan mereka mereka sendiri-sendiri .
            “ Si sulung berjalan kira-kira seminggu lagi , dan tiba di suatu desa yang jauh , mencari penyihir kenalannya , dengan siapa dia pernah bertengkar . Tentu saja , dengan Tongkat Sihir Elder sebagai senjatanya , dia tak mungkin kalah dalam duel yang terjadi . Meninggalkan musuhnya mati di lantai , si sulung menuju tempat penginapan . Di sana dia membanggahkan keras-keras kehebatan tongkat sihir yang telah diperolehnya dari kematian sendiri , dan tentang bagaimana tongkat sihir itu membuatnya tak terkalahnkan .
            “ Malam itu juga , seorang penyihir lain mengendap-endap mendatangi si sulung yang sedang terlelap , bersimbah anggur , di tempat tidurnya . Pencuri ini mengambik tongkat sihirnya dan , sebagai tanbahan , mengorok leher si sulung .
            “Maka kematian menggambil si sulung sebagai miliknya .
            “Sementara itu , si tengah pulang ke rumahnya , tempat dia hidup sendiri . Dia mengeluarkan batu yang memiliki kekuatan untuk memanggil orang mati , dan memutarnya tiga kali dalam tangannya . Betapa heran dan gembiranya dia , sosok gadis yang dulu pernah diharapkannya untuk dinikahinya , sebelum gadis itu meninggal dalam usia muda , muncul seketika itu juga di hadapannya .
            “Meskipun demikian gadis itu sedih dan dingin , terpisah darinya seolah oleh sehelai selubung . Walaupun telah kembali ke dunia orang hidup , dia sesungguhnya bukanlah bagian dari dunia itu dan menderita . Akhirnya , si tengah , menjadi gila karena kerinduan yang sia-sia , membunuh diri supaya bisa benar-benar dengan gadis itu .
            “maka kematian menggambil si tengah sebagai miliknya .
            “ Namun , meski kematian mencari si bungsu selama bertahun-tahun , dia tak pernah berhasil menemukannya . Barulah ketika telah mencapai usia sangat lanjut , si bungsu membuka jubah gaibnya dan memberikannya kepada anak laki-lakinya . Dan kemudian dia menyalami kematian sebagai teman lama , dan pergi bersamanya dengan senang , dan sebagai teman lama , dan pergi bersamanya dengan senang , dan sebagai teman sederajat , mereka meninggalkan kehidupan ini .


(Dikutip dari : Harry Potter n  Deathly Hallows , karya J.K Rowling )

Rabu, 01 Januari 2014

Namanya Sekar


Ya...
Namanya Sekar
Gadis kecil pemimpi ,dari Desa mekar
Bermimpi memeluk bulan dan mengemgam Matahari
Tentang cinta sang empuNya hidup
Tentang sedikit kesahajaan dunia
            Kaki-kaki kecilnya pun berlari
            Menembus waktu ke waktu
            Waktu menemukan cinta dan tangis
Adakalanya dia tersandung
Bahkan terjatuh ,dan tak mampu untuk bangkit
Angin ,matahari dan juga  pelangi membantunya berdiri
Berdiri menghadang badai di depan
Dan harapan mengengam tangannya erat-erat
Sambil mulai berbisik dengan lirih
Sekar ,o sekar kamu tak sendiri 
Aku masi disni dengan engkau
Ayo....
Kita sama-sama berlari
Karena kemilau telah menunggumu di depan


Oleh : Maria Christina Sarkol 

Lilin Kecil


Lilin kecil
Cahayanya hampir redup
Tapi ,dia tetap menyinari malam pekat
Semilir angin,setetes hujan
Dan sedkit tiupan kecil
Dapat membuat cahanya padam ....
Tapi dia masi tetap berdiri tegap
Bernyala untuk  menerangi relung-relung kekosongan
Yang gelap ...
Sampai pada waktunya
Tugasnya pun selesai
Dia akan padam dengan sendirinya
Namun meninggalkan jejak ..

Kalau disini ,pernah ada lilin kecil yang bersinar dengan menawan 


Oleh : Maria Christina Sarkol